INGIN BERINVESTASI? PAHAMI RISIKONYA, DAPATKAN KEUNTUNGANNYA
Never depend on single income, make investment to
create second source –
Warren Buffet
Sobat sikapi, jangan bergantung pada satu sumber penghasilan saja,
berinvestasilah untuk menciptakan sumber lainnya. Kamu pasti sudah dengar tentang
kata investasi khan? Dengan berinvestasi berarti kamu melindungi nilai
aset kekayaanmu dari “gerusan” inflasi, selain itu berinvestasi adalah cara yang tepat agar kamu
dapat mencapai tujuan keuanganmu.
Setiap orang memiliki tujuan keuangan yang berbeda.
Beberapa membutuhkan uang untuk dana pendidikan anak dalam 5 tahun mendatang,
yang lain merencanakan dana pernikahan untuk tahun depan, sementara beberapa orang bermimpi untuk membeli
kendaraan, atau mungkin sesimpel membeli gadget
baru untuk menunjang pekerjaan. Perbedaan tujuan keuangan inilah yang membedakan
instrumen/ produk investasi
apa yang paling tepat serta periode
waktu yang setiap orang butuhkan dalam berinvestasi.
Bicara tentang investasi, sobat sikapi juga perlu memperhatikan soal risiko. Investasi dan risiko bagai
dua sisi mata uang logam, suatu kombinasi yang tak dapat dipisahkan. Risiko adalah suatu ketidakpastian yang
menimbulkan lahirnya peristiwa kerugian (loss)
yang tidak diinginkan. Sudah pernah dengar kan,
“High Risk, High Return”? Semakin
tinggi return yang kamu harapkan,
semakin tinggi pula risiko yang akan kamu tanggung nanti.
Otherwise,
Mark Zuckerberg menyatakan bahwa “The biggest risk is not taking any risk”.
Jadi, jangan pernah takut untuk mengambil risiko dalam hidup. Jangan takut pula
berinvestasi. Kenapa? Tanpa kamu sadari, sebenarnya dalam kehidupan sehari-hari kamu sebenarnya
berhadapan dengan begitu banyak risiko. Contoh sederhananya adalah saat kamu
berangkat dari rumah ke tempat kamu bekerja, ke kampus, ke sekolah, dan lain
sebagainya, kamu berhadapan dengan risiko mengalami
kecelakaan di perjalananmu, serta masih banyak contoh lainnya.
Nah, when it comes to investment, mengabaikan risiko merupakan hal yang sangat
berbahaya. Penting bagi seseorang untuk mempertimbangkan toleransinya terhadap
risiko untuk dapat memilih instrumen investasi yang cocok, atau dalam kata
lain: mengenal profil risikonya. Apakah
kamu telah memahami dengan baik profil risikomu? Yuk, simak penjelasan di bawah ini.
Umumnya, ada 3
profil risiko seseorang dalam berinvestasi, yaitu:
1. Konservatif
Profil ini merupakan sebutan bagi kamu yang
menghindari risiko tinggi. Instrumen yang cocok bagi kamu dengan profil
konservatif adalah instrumen yang “aman”, yaitu memiliki nilai kenaikan yang
cenderung stabil, tidak fluktuatif, namun terjamin. Instrumen yang cocok
diantaranya adalah: reksa dana pendapatan tetap, reksa dana pasar uang, deposito,
surat utang negara.
2. Moderat
Profil ini pas
bagi kamu yang masih dapat menoleransi sebagian risiko penurunan nilai
investasi. Kamu ingin aman, tapi pada saat yang sama kamu tidak ingin
mendapatkan terlalu sedikit keuntungan. Orang moderat masih bisa menerima
penurunan nilai investasi hingga tingkat tertentu, karena cost yang timbul dari kerugian yang mungkin terjadi, bernilai lebih
tinggi dari profil konservatif namun masih cenderung aman. Begitu juga dengan return yang mungkin diperoleh.
Nah,
bagi kamu yang merasa memiliki profil moderat,
kamu dapat memilikih instrumen sebagai berikut: reksa dana campuran dan saham saham bluechip (LQ 45).
3. Agresif
Kamu risk
taker? Tidak takut mengambil risiko tinggi karena kamu cukup optimis akan
berhasil mendapatkan keuntungan tinggi pula? Berati inilah profil risikomu:
agresif.
Profil risiko ini cocok bagi kamu yang mengejar
peningkatan nilai investasi dalam jangka panjang. Oleh karena itu, bagi kamu
yang memiliki usia cukup muda, tidak ada salahnya kamu mencoba instrumen yang
diperuntukkan bagi investor agresif, karena kamu memiliki waktu lebih banyak
jika keuntungan yang didapatkan tidak sesuai dengan rencanamu. Orang dengan
profil risiko ini dapat menoleransi penurunan nilai investasi dalam jumlah
besar. Contoh instrumen investasi untuk profil agresif: saham, fintech peer to peer lending dan reksa dana saham.
Invest your time before your money...
Investasikanlah waktumu sebelum uangmu…
Penting bagi kita agar
meluangkan waktu untuk mempelajari lebih detail tentang seluk beluk produk
investasi sebelum kita menyetorkan dana. Mulai dari manfaat, biaya,
hak kewajiban dan lainnya. Karena, tanpa
pengalaman dan pengetahuan yang cukup maka resiko kerugian akan semakin besar.
Milikilah
kesabaran dan kemauan yang kuat dalam menjalani proses pembelajaran itu untuk
meningkatkan pengalaman kita. The
more you learn, the more profitable you are.
Don’t put all your eggs in one basket...
Jangan letakkan seluruh telur pada satu keranjang…
Sudah terbayang kira-kira akan memilih instrumen
investasi yang mana? Sama halnya
dengan kehidupan sehari-hari, dalam berinvestasi, risiko tidak mungkin
dihindari sama sekali. Namun, setidaknya, risiko dapat diminimalisir dengan
melakukan diversifikasi produk investasi
yang hendak dipilih. Diversifikasi
produk merupakan kegiatan dimana kamu membagi seluruh harta kekayaanmu pada
beberapa instrumen investasi. Dengan diversifikasi kamu dapat meminimalisir risiko
kerugian tanpa mengurangi kesempatan dalam mendapatkan return.
Misalnya, kamu
memiliki aset sejumlah uang Rp15 juta, lalu kamu ingin menginvestasikan uangmu ke
instrumen saham suatu perusahaan yang sedang maju, dengan harapan akan
mendapatkan return yang tinggi dalam waktu
beberapa tahun. Mengingat saham memiliki risiko tinggi (agresif), maka
kamu khawatir akan terjadi kerugian jika kamu menaruh seluruh uangmu pada
instrumen tersebut. Akhirnya, kamu memutuskan untuk menaruh sepertiga saja dari
asetmu saja pada instrumen saham, yaitu sebesar Rp5 juta. Sisanya, Rp5 juta kamu investasikan di reksa dana
campuran yang memiliki risiko sedang (moderat)
dan Rp5 juta lagi kamu bekukan dalam
bentuk deposito dengan risiko yang sangat rendah (konservatif). Jika
sudah dibagi seperti ini, istilahnya kamu masih akan memiliki “pegangan” jika
sesuatu yang buruk terjadi pada salah satu instrumen investasimu.
Masih takut berinvestasi?
Jangan buang waktumu lebih banyak karena takut mengambil risiko. If you don’t risk anything
you risk even more. Yuk,
sikapi uangmu dengan bijak. Cerdas mengelola, masa depan sejahtera!