ATUR KEUANGAN SECARA SYARIAH, HIDUP PENUH BERKAH
Hai Sobat Sikapi, tidak terasa saat ini sudah kembali
memasuki bulan Ramadhan. Bagi Sobat Sikapi yang beragama islam, selamat
menunaikan ibadah puasa di Bulan Ramadhan dan semoga senantiasa diliputi keberkahan
di bulan suci ini. Nah, di momen bulan Ramadhan kali ini, bagaimana kalau kita
berkenalan lebih dalam dengan keuangan syariah, perencanaan keuangan syariah, hingga
produk-produk keuangan syariah? Hitung-hitung sebagai tambahan ilmu buat Sobat
SIkapi semua! :) Pada kesempatan kali ini yuk kita bahas lebih dalam mengenai
seluk-beluk perencanaan keuangan syariah. Langsung aja kita mulai penjelasannya
ya Sobat Sikapi!
Perencanaan keuangan, menurut Certified Financial Planner,
Financial Planning Standards Board Indonesia, adalah suatu proses untuk
mencapai tujuan hidup seseorang melalui pengelolaan keuangan secara terencana.
Selanjutnya, apakah yang dimaksud dengan perencanaan keuangan syariah? Memang
ada perbedaan dengan perencanaan keuangan pada umumnya? Nah Sobat Sikapi, yang
dimaksud dengan perencanaan keuangan syariah adalah ketika proses yang
dilakukan dalam mencapai tujuan keuangan tersebut tidak bertentangan dengan
prinsip-prinsip syariah dan berorientasi tidak hanya pada dunia tetapi juga akhirat.
Berikut beberapa hal yang harus Sobat Sikapi perhatikan dalam
melakukan perencanaan keuangan dengan prinsip-prinsip syariah:
1. Mengalokasikan dana untuk zakat,
infaq, dan sedekah
Zakat merupakan salah satu
dari lima rukun islam yang wajib ditunaikan dan memiliki fungsi sebagai
penyucian jiwa dan harta. Begitu pula halnya dengan infaq dan sedekah, namun
sifatnya sunnah. Fungsi lain dari zakat, infaq, dan sedekah tentunya adalah
untuk membantu fakir miskin dan orang-orang yang membutuhkan, terutama kepada
orang-orang di sekitar kita. Harta yang dimiliki tidak akan memberikan
keberkahan dan sempurna sebelum memberikan sebagiannya kepada orang-orang yang
membutuhkan sebagaimana dikutip dari QS. Ali Imran:92 berikut:
“Kamu sekali-kali tidak
sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebahagian
harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya
Allah mengetahuinya.”
Pengalokasian dana untuk
zakat, infaq, dan sedekah ini harus masuk dalam dana wajib yang kamu alokasikan
setiap bulannya ya, Sobat Sikapi!
2. Meminimalkan utang
Sobat Sikapi, secara syar’i utang piutang boleh dilakukan oleh
seorang muslim, baik antara muslim dengan muslim maupun dengan non-Muslim. Al
Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 282 memberikan pedoman tentang bagaimana
utang-piutang harus dicatat dan disaksikan oleh orang lain agar tidak lupa dan
pada akhirnya tidak merugikan pihak manapun. Namun begitu, islam menganjurkan
untuk tidak berutang kecuali dalam keadaan darurat atau mendesak. Bagi Sobat Sikapi yang memiliki utang, maka
melunasinya harus menjadi prioritas utama.
3. Menyusun tujuan keuangan yang
sesuai dengan ajaran Islam
Sebagai contoh, menunaikan ibadah
haji adalah suatu kewajiban bagi seorang muslim yang memiliki kemampuan secara
finansial, maka prioritas untuk menunaikan ibadah haji harus diutamakan dari
keinginan lain yang bersifat duniawi seperti beli mobil, jalan-jalan ke luar
negeri, dan lainnya.
4. Menggunakan produk-produk keuangan
dengan prinsip syariah
Dalam mencapai tujuan
keuangan, tentunya Sobat Sikapi sudah terbiasa menggunakan berbagai
produk-produk keuangan seperti tabungan, deposito, asuransi, hingga reksa dana.
Nah, sudah saatnya kita mulai memilih
untuk menggunakan produk-produk keuangan dengan prinsip syariah seperti
Tabungan Syariah, Deposito Syariah, Asuransi Syariah, Reksa Dana Syariah, dan
lain-lain.
5. Biasakan pola hidup sederhana dan
tidak konsumtif
Rasulullah SAW adalah sosok yang sangat sederhana. Walaupun
secara materi beliau berkecukupan, namun harta tersebut digunakan untuk
menyebarkan dakwah islam dan membantu orang-orang yang membutuhkan. Sudah
selayaknya kita sebagai umat Rasulullah SAW senantiasa mencontoh perilaku Beliau. Kesederhanaan adalah awal
kebahagiaan, karena hidup sederhana bukan selalu berarti kekurangan, melainkan
sebuah cara hidup yang bertujuan untuk menjauhkan diri dari sikap tamak dan serakah.
Mulai perilaku hidup hemat dan sederhana, atur pemasukan dan
pengeluaran dengan rapi, dan biasakan hanya membeli hal-hal yang dibutuhkan dan
tidak bermewah-mewah. Terlebih apabila kita memiliki materi berlebih, kita
harus mendistribusikan kekayaan tersebut kepada orang lain yang membutuhkan,
terutama kepada orang-orang terdekat.
“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap
memasuki masjid, makan dan minumlah dan janganlah berlebih-lebihan. Sesunggunhnya Allah tidak
menyukai orang yang berlebih-lebihan.” (QS. Al A’raf:31)
6. Menyiapkan dana darurat
Sama halnya seperti
penyusunan rencana keuangan umum, dana darurat tetap merupakan salah satu hal
yang wajib kita penuhi. Selalu ingat untuk menyisihkan sebagian pemasukan untuk
dana darurat. Pilihlah lembaga keuangan syariah untuk menempatkan dana darurat
ini seperti misalnya tabungan syariah atau melalui bentuk proteksi dan
perlindungan lain seperti asuransi syariah.
Dalam menjalani kehidupan,
kita tidak pernah tahu akan musibah atau bencana yang akan menimpa maka sudah
sewajarnya kita selalu berikhtiar dan berusaha untuk melakukan tindakan
pencegahan dan berjaga-jaga.
Demikian hal-hal
yang harus mulai kamu terapkan dalam merencanakan dan mengelola keuangan secara
syariah, Sobat Sikapi. Tidak rumit kan? Selama kita sudah memiliki niat untuk
mengatur keuangan dengan baik dan berdasarkan prinsip-prinsip syariah, maka
mudah-mudahan semuanya akan berjalan lancar dan selalu dipermudah oleh Allah
SWT. Jangan lupa untuk selalu Sikapi Uang dengan Bijak ya, Sobat Sikapi! Cerdas
mengelola keuangan, Masa Depan Sejahtera J