Kontak | Indonesia | English | Masuk

Beranda > Tips Keuangan > Artikel Tips Keuangan > Salah Merencanakan Dana Pendidikan, Apa Penyebabnya?

Share

SALAH MERENCANAKAN DANA PENDIDIKAN, APA PENYEBABNYA?




Pendidikan adalah salah satu hal penting yang harus dipersiapkan secara matang. Dengan pendidikan yang baik diharapkan akan membantu meraih cita-cita dan memperbaiki masa depan. Untuk itu perlu persiapan yang matang dalam mendapatkan pendidikan yang baik, dari segi mental, fisik, maupun dana.

 

Untuk mencapai kesiapan dana maka perlu persiapan sejak jauh-jauh hari. Namun walaupun sudah dipersiapkan sejak jauh hari, masih saja sering terjadi kesalahan yang pada akhirnya membuat tidak terpenuhinya kebutuhan akan persiapan dana. Apalagi mendekati musim kenaikan kelas seperti saat ini. Tidak ada salahnya kita belajar dari kesalahan, ini bisa menjadi pelajaran bagi Sobat Sikapi yang ingin mempersiapkan pendidikan untuk buah hati atau untuk Sobat Sikapi yang ingin mempersiapkan sendiri biaya pendidikan di masa depan.

 

1.   Salah memperhitungkan inflasi dana pendidikan

Dana pendidikan merupakan sejumlah dana atau biaya yang akan digunakan di masa yang akan datang, maka dari itu penting untuk memperhitungkan nilai pertumbuhan inflasi. Begitu pula dengan biaya pendidikan yang akan mengalami kenaikan setiap tahunnya, sehingga sangat penting bagi anda untuk mempersiapkan hal tersebut sejak awal. Inflasi biaya pendidikan bisa jadi lebih tinggi apabila dibandingkan dengan inflasi bahan kebutuhan pokok. Beberapa sekolah swasta bahkan menaikkan biaya uang pangkal hingga sebesar 20% per tahunnya. Jadi, penting untuk benar-benar tahu berapa sebenarnya inflasi pendidikan yang menjadi regulasi setiap sekolah. Untuk memastikannya Sobat bisa bertanya langsung pada pihak administrasi sekolah impian, walaupun baru akan bersekolah di sekolah tersebut misalnya 5 tahun mendatang. Jika ternyata kebijakan sekolah tidak sejalan dengan kemampuan keuangan, maka kita sebaiknya lebih realistis dalam membuat rencana dana pendidikan. Perhitungannya akan jauh lebih rumit, jika ingin melanjutkan pendidikan ke luar negeri. Selain memperhitungkan inflasi biaya pendidikan, perlu juga mempertimbangkan kurs rupiah terhadap mata uang negara setempat dan jangan lupa perhitungkan biaya hidup di negara tersebut.

 

2.   Tidak diterima di sekolah impian

Saat ini banyak orang tua memilihkan sekolah negeri favorit sebagai sekolah impian untuk anak-anaknya, dengan pertimbangan dana yang perlu disiapkan akan lebih kecil dibandingkan dengan sekolah swasta. Namun, bila yang terjadi adalah anak tidak diterima di sekolah tersebut sehingga harus ada dana tambahan yang besar apabila ingin masuk ke sekolah swasta yang dinilai setara dalam kualitas. Oleh sebab itu, persiapan dana pendidikan untuk anak sebaiknya dibuat dengan perhitungan kemungkinan tertinggi antara sekolah favorit. Sehingga apabila ternyata tidak diterima pada pilihan pertama kita mempunyai kecukupan dana untuk melanjutkan di sekolah lain.

 

3.   Salah memilih instrumen investasi

Berbagai instrumen investasi bisa dijadikan pilihan sebagai alternatif bagi dana pendidikan anak di masa yang akan datang. Instrumen investasi memiliki hasil imbal balik yang berbeda-beda sesuai dengan jangka waktu. Kebutuhan untuk investasi jangka pendek tentunya berbeda dengan jangka panjang. Pertimbangan antara potensi mendapatkan hasil yang maksimal, potensi risiko investasi dan jumlah nilai investasi sesuai dengan kemampuan harus menjadi pertimbangan. Kesalahan yang sering terjadi adalah instrumen investasi yang seharusnya diperuntukkan bagi investasi jangka pendek ternyata ditujukan untuk kebutuhan jangka panjang sehingga hasilnya justru belum maksimal, begitu pula sebaliknya.

 

4.   Hanya menggunakan 1 jenis instrumen investasi

Rencana dana pendidikan untuk setiap anak sebaiknya dipisah. Selain kebutuhan setiap anak berbeda, jangka waktu investasi juga berbeda. Dengan adanya pemisahan persiapan dana pendidikan untuk masing-masing anak, maka orang tua juga akan lebih mudah melakukan perhitungan berapa kebutuhan investasi per bulan. Pemisahan persiapan dana pendidikan setiap anak akan memudahkan Anda dalam memilih instrumen investasi yang sesuai dan mengevaluasi perkembangannya dengan baik. Saat ini juga sudah ada beberapa produk keuangan yang dirancang untuk menyiapkan dana pendidikan anak misalnya, tabungan pendidikan berjangka, deposito, asuransi pendidikan, reksa dana atau lainnya.

 

5.   Tidak mempersiapkan sejak dini

Kesalahan yang paling sering dilakukan adalah merasa selalu memiliki waktu untuk mempersiapkan dana pendidikan, sehingga sampai akhirnya terlambat. Padahal dengan investasi sejak dini, dana yang bisa disisihkan bisa jadi sangat terjangkau. Namun, sayangnya masih banyak orang tua yang mendadak mengumpulkan uang puluhan juta atau bahkan berutang demi anaknya agar bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya.

 

6.   Memilih waktu yang tidak tepat

Terkadang ada orang tua yang salah menentukan perkiraan antara waktu dan biaya yang dibutuhkan. Ketika menentukan perkiraan waktu, perlu disesuaikan dengan umur anak saat ini. Jika anak masih bayi atau berusia 0 tahun, maka sedikitnya ada lima tahapan waktu yang harus diperhatikan.

Pertimbangkan biaya masuk playgroup dan taman kanak-kanak (tiga tahun), kebutuhan biaya ini bisa menggunakan investasi jangka menengah.

Untuk masuk sekolah dasar, Sobat juga bisa melakukan investasi di jangka menengah. Sedangkan untuk kebutuhan biaya masuk maupun selama SMP, SMA, atau kuliah Sobat bisa memilih investasi untuk jangka panjang. Sobat perlu mengatur jangka waktu ini agar tidak merepotkan di kemudian hari dan pilih instrumen investasi yang tepat sesuai tujuan keuangan.

 

 ****

 

Sumber:

https://www.permatabank.com/Preferred/Artikel-Finansial/Gagalnya-Perencanaan-Dana-Pendidikan-Anak/#.XR6mo5MzaRs

https://www.cermati.com/artikel/waspadai-faktor-kesalahan-perencanaan-dana-pendidikan-anak

https://lifestyle.bisnis.com/read/20171010/236/697937/waspadai-kegagalan-dalam-merencanakan-dana-pendidikan-anak.-ini-tipsnya

Rating

Senang
0%
Puas
0%
Menginspirasi
0%
Tidak Peduli
0%

Daftar Perusahaan Fintech Lending Yang Berizin dan Terdaftar di OJK per 24 Mei 2021

Selengkapnya >>

v