HARGANYA DULU TAK BEGINI. MENGAPA? TANYA INFLASI.
Coba ingat-ingat 15
tahun lalu uang Rp100.000 kamu bawa ke supermarket sudah bisa beli apa saja?
Bandingkan dengan sekarang, bawa uang Rp100.000 mungkin barang yang dibeli
nggak sebanyak 15 tahun lalu. Beli beras 10kg, daging, buah-buahan, susu, dan
roti dengan uang Rp100.000 seperti 15 tahun lalu? Ngga mungkin cukup. Contoh
tadi adalah salah satu dampak inflasi, nilai uang makin menyusut dari tahun ke
tahun karena harga barang yang meningkat. Apa sebenarnya inflasi?
Secara sederhana
inflasi diartikan sebagai kenaikan harga secara umum dan terus menerus dalam
jangka waktu tertentu. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak
dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas dan saling memengaruhi
(atau mengakibatkan kenaikan harga pada barang lainnya). Inflasi adalah proses
dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat
harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukkan inflasi jika tidak
memengaruhi yang lain. Berikut tingkat
inflasi di Indonesia dari tahun ke tahun, sempat tinggi pada tahun 2005 namun
beberapa tahun belakangan tingkat inflasi stabil dan terjaga.
Sumber: Bank Indonesia
Inflasi umumnya
disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama,
kenaikan biaya produksi yang disebabkan meningkatnya harga bahan baku dan upah
pekerja akhirnya produsen harus menaikkan harga barang. Kedua, tingginya jumlah permintaan suatu jenis barang sementara
stok atau suplainya terbatas maka timbullah lonjakan harga, di Indonesia ini
biasanya terjadi menjelang Idul Fitri, tahun ajaran baru dan menjelang
pergantian tahun. Ketiga, jumlah
uang yang beredar cukup tinggi. Saat jumlah uang yang beredar meningkat daya
beli masyarakat pun meningkat namun suplainya statis akhirnya harga barang pun
akan mengalami peningkatan yang setara.
Inflasi memang
berdampak kurang baik pada kondisi sosial ekonomi masyarakat, pada pendapatan riil masyarakat,
ekspor, minat orang untuk menabung, kalkulasi harga pokok untuk usaha industri
dan usaha lainnya, serta kestabilan nilai mata uang. Inflasi dapat berdampak
positif dan negatif bagi pendapatan masyarakat. Pada kondisi tertentu akan
mendorong para pengusaha untuk memperluas produksi sehingga meningkatkan
perekonomian namun, inflasi akan berdampak buruk bagi mereka yang
berpenghasilan tetap karena nilai uangnya tetap sedangkan harga barang/ jasa
naik. Inflasi juga memengaruhi kemampuan ekspor sebuah negara karena biaya
ekspornya menjadi lebih mahal dan daya saing produk ekspor menurun akhirnya
devisa jadi berkurang. Pada
kondisi inflasi minat menabung sebagian besar orang akan berkurang, karena
pendapatan dari bunga tabungan jauh lebih kecil sedangkan pemilik tabungan
harus membayar biaya administrasi tabungannya. Inflasi juga dapat memengaruhi kestabilan
mata uang rupiah sebab kestabilan kurs rupiah mengandung dua aspek, yakni
kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan jasa, serta kestabilan terhadap
mata uang negara lain. Bahkan dampak yang lebih besar ialah ancaman
perlambatan ekonomi karena kenaikan harga barang dan jasa yang tidak diimbangi
dengan kenaikan pendapatan.
Inflasi merupakan
suatu gejala ekonomi yang tidak dapat dihilangkan dengan tuntas, usaha-usaha
yang dilakukan biasanya hanya sebatas mengurangi dan mengendalikannya. Usaha yang
dilakukan pemerintah dan bank sentral untuk mengendalikan inflasi adalah
melalui kebijakan moneter, fiskal, dan non moneter.
Kebijakan Moneter adalah segala bentuk kebijakan bidang moneter (keuangan) yang
bertujuan untuk menjaga kestabilan moneter agar dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Kebijakan moneter meliputi:
- Kebijakan Penetapan Persediaan Kas, bank
sentral dapat mengambil kebijakan untuk mengurangi uang yang beredar dengan
menetapkan persediaan uang yang beredar dan uang kas pada bank-bank.
- Kebijakan Diskonto, yaitu kebijakan bank
sentral untuk meningkatkan nilai suku bunga agar masyarakat terdorong untuk
menabung, diharapkan jumlah uang yang beredar dapat berkurang sehingga inflasi
bisa ditekan.
- Kebijakan Operasi Pasar Terbuka,
kebijakan bank sentral untuk mengurangi jumlah uang beredar dengan cara menjual
surat-surat berharga. Semakin banyak yang terjual jumlah uang beredar juga akan
berkurang.
Kebijakan
Fiskal adalah langkah untuk
memengaruhi penerimaan dan pengeluaran pemerintah yang dapat memengaruhi
tingkat inflasi. Langkah tersebut seperti menghemat pengeluaran pemerintah
sehingga permintaan akan barang dan jasa berkurang sehingga dapat menurunkan
harga. Menaikkan tarif pajak, apabila tarif pajak rumah tangga dan perusahaan
naik maka akan mengurangi konsumsi serta permintaan barang dan jasa.
Kebijakan
Lainnya atau Non Moneter, selain
dua kebijakan di atas pemerintah memiliki cara lain untuk mengendalikan inflasi
yaitu, memerintahkan peningkatan produksi dan menambah jumlah barang melalui
kemudahan aturan impor barang. Pemerintah juga dapat menetapkan harga maksimum
untuk beberapa jenis barang agar harga tetap terkendali namun harus tetap
realistis sehingga tidak terjadi pasar gelap.
Sebagai masyarakat
kita juga harus bersiap menghadapi inflasi yang datangnya perlahan tapi pasti,
ada beberapa hal yang bisa Sobat terapkan. Pertama mengelola keuangan dengan
baik dan melek isu-isu keuangan terkini agar dapat menghadapi inflasi dengan
cepat dan tepat. Lebih lanjut langkah tepat yang dapat dilakukan adalah
berinvestasi, pilih instrumen investasi yang imbal baliknya lebih tinggi daripada
tingkat inflasi per tahun. Sobat bisa berinvestasi di pasar modal dan reksa
dana. Investasi di pasar modal memang berisiko tinggi namun imbal baliknya juga
tinggi, untuk itu kita harus menganalisa dan memilih emiten yang bonafide.
Beberapa emiten atau perusahaan di pasar modal mungkin terkena dampak inflasi
namun perusahaan yang kinerjanya baik bisa bangkit kembali dan memberikan return yang menarik untuk jangka
panjang. Memilih deposito juga merupakan langkah yang tepat. Rata-rata tingkat inflasi di Indonesia dalam 5
tahun terakhir mencapai 4,2% per tahun, maka memilih deposito dengan
pengembalian 5-7 % per tahun adalah pilihan tepat. Oya Sobat, pastikan juga
setiap layanan perbankan maupun investasi yang dipilih memberikan layanan suku
bunga yang tetap. Hal ini sangat penting untuk mengantisipasi kenaikan iuran
dan biaya lainnya saat terjadi inflasi. Emas adalah salah satu yang paling
aman untuk diinvestasikan, biasa disebut sebagai safe haven. Dibandingkan dengan 5 tahun lalu harga emas saat ini
sudah mengalami kenaikan hingga 35%. Seperti yang sudah dibahas pada artikel sebelumnya, emas
merupakan pelindung nilai (hedging)
karena harganya cenderung stabil dan lebih aman saat inflasi. Selain itu emas juga mudah dicairkan
sewaktu-waktu apabila membutuhkan dana darurat.
Meskipun terkadang
kurang baik, inflasi dibutuhkan dalam perekonomian karena hal ini menunjukkan
adanya peningkatan pada perekonomian, namun nilai yang terlalu tinggi pada
inflasi juga tidak baik. Sehingga idealnya inflasi harus berada pada posisi
yang stabil. Banyak orang berpendapat untuk meminta adanya penurunan harga,
namun sungguh disayangkan hal ini berbeda apabila orang tersebut berada pada
posisi produsen atau penjual yang menginginkan adanya kenaikan pendapatan,
sehingga selalu meningkatkan harga. Terdapat berbagai cara untuk mengatasi
inflasi namun salah satu cara yang paling mendasar adalah 'persepsi'. Melalui
persepsi masyarakat secara luas terhadap inflasi dan kerja sama pemerintah
dengan masyarakat pertumbuhan perekonomian dan inflasi akan stabil dan terjaga.