Kontak | Indonesia | English | Masuk

Beranda > Tips Keuangan > Artikel Tips Keuangan > Ibu Si Menteri Keuangan Keluarga

Share

IBU SI MENTERI KEUANGAN KELUARGA


Peran ibu dalam sebuah keluarga sangatlah penting. Seorang ibu bisa menjadi multitasking dan ini bukan hal yang mudah. Jangan pernah memandang sebelah mata seorang ibu rumah tangga karena hanya berada di rumah saja. Selain mengurus rumah, ibu menjadi guru pertama bagi anak-anaknya, ibu juga selalu bisa mengurus segala keperluan anggota keluarga yang lain, seorang ibu juga ibarat menteri keuangan dalam sebuah keluarga karena harus mengatur keuangan keluarga agar bisa mencukupi kebutuhan hidup keluarga setiap harinya. Melihat perannya yang sangat beragam maka penting bagi seorang ibu untuk terus memperluas pengetahuan dan wawasan.

 

Ada beberapa tips yang bisa diterapkan para ibu agar peran sebagai menteri keuangan rumah tangga ini bisa berjalan lancar, antara lain:

·     Komunikasi Keuangan

Komunikasi adalah hal penting dalam setiap hubungan, apalagi dalam rumah tangga. Komunikasi keuangan dalam rumah tangga itu penting banget lho karena dapat menciptakan kepercayaan, ketenangan, dan kemesraan. Tiap anggota keluarga khususnya suami dan istri sudah seharusnya saling terbuka menyampaikan berapa penghasilan yang diterima, berapa pengeluaran yang dibutuhkan. Bicarakan cita-cita masa depan keluarga melalui komunikasi keuangan agar pasangan suami istri dapat terlibat langsung secara aktif dalam merencanakan, mengatur, dan mengelola keuangan keluarga. Komunikasi keuangan hendaknya dilakukan sejak awal dan dapat dimulai kapan saja, bahkan dalam usia pernikahan yang sudah tua. Jadi mulai sekarang jangan ada yang ditutup-tutupi lagi ya dalam keluarga supaya sama-sama tahu kemampuan dan kebutuhan masing-masing. Jangan sampai menyesal di akhir, karena ada beberapa kasus yang menceritakan bahwa ia baru tau pasangannya memiliki utang yang sangat banyak ketika pasangannya sudah pergi, jadi mau tidak mau ia harus menanggung utang tersebut. Karena membangun rumah tangga dan keluarga adalah kerja sama dan saling mendukung.

 

·     Membuat Pos Anggaran

Untuk keperluan keluarga sehari-hari buat beberapa pos anggaran sesuai kebutuhan. Sobat bisa menggunakan rumus mengatur keuangan yang mungkin bisa diterapkan, yaitu 10, 20, 30, 40. Dengan persentase 100% dari penghasilan maka perlu dibagi menjadi 10% untuk biaya sosial seperti donasi, sumbangan, zakat, dan lainnya. 20% digunakan untuk menabung, proteksi, maupun investasi. 30% nya digunakan untuk membayar utang atau cicilan. Sebisa mungkin nilai utang/ cicilan Sobat tidak lebih dari 30% ya dan usahakan utangnya adalah utang produktif. Dan yang paling banyak, 40% untuk kebutuhan hidup sehari-hari seperti biaya rumah tangga, biaya transportasi, biaya makan, dan lain-lain.

 

·     Lakukan Evaluasi Bulanan

Biasakan untuk melakukan evaluasi bulanan dari catatan pengeluaran dan pemasukan keluarga selama sebulan sebelumnya. Dengan melakukan evaluasi, kita dapat mengukur apakah strategi yang kita gunakan dalam mengatur keuangan keluarga selama sebulan ini berhasil atau tidak. Kita juga dapat mengetahui apakah skala prioritas dan pembagian simpanan yang disusun sebelumnya berjalan dengan baik. Hal ini bisa menjadi bekal mengatur keuangan keluarga ke depannya.

 

·     Hobi Jadi Pemasukan

Pekerjaan mencari rezeki tidak hanya dilakukan ayah tapi juga dapat dilakukan dan dibantu oleh seorang ibu. Begitu pula pekerjaan rumah tangga, dapat dilakukan oleh ayah. Ada berbagai macam peluang usaha sampingan yang bisa dijalankan ibu rumah tangga di sela-sela kesibukannya mengurus keluarga. Cara paling mudah bagi seorang ibu untuk mendapatkan pemasukan tambahan adalah mengubah hobi atau minat saat ini menjadi sebuah pemasukan. Misalnya dari hobi merajut, barang-barang rajutan tersebut dapat dijual lagi sehingga dapat menjadi pemasukan tambahan untuk keluarga. Melalui hobi menulis atau fotografi, Sobat juga bisa dapat penghasilan tambahan lho dengan menjadi blogger.

 

·     Bijak Berutang

Berutang tidak dilarang, namun bijaklah dalam melakukannya. Berutang barang konsumtif boleh saja, tetapi pastikan barang tersebut berguna dalam waktu yang lama, dan barang yang lama memang sudah usang atau tidak berfungsi dengan baik sehingga harus diganti. Lebih baik lagi jika berutang untuk keperluan produktif akan membuat hati tenang dan senang. Yang paling penting sebelum pinjam atau berutang pastikan kita bisa membayarnya tepat waktu, karena jika terlambat pasti ada konsekuensinya. Ingat, selalu utamakan kebutuhan bukan keinginan.

 

·     Hati-hati Pinjaman Online dan Investasi Ilegal

Banyak kasus penipuan yang menimpa ibu rumah tangga dikarenakan kurangnya informasi dan pengetahuan, serta mudah terbujuk iming-iming imbal balik yang cepat dan besar. Alih-alih ingin menambah pemasukan keluarga dengan meminjam di pinjaman online dan ikut investasi ilegal, ibu selaku menteri keuangan malah jadi merugi dan mempersulit keuangan keluarga. Para ibu sebelum meminjam atau berinvestasi pastikan dulu legalitas perusahaannya, pastikan perusahaan terdaftar dan diawasi oleh OJK atau lembaga lain yang terkait. Pastikan juga tawaran yang diberikan logis atau masuk akal.

 

Hasil Survei Nasional Literasi Keuangan 2019 menunjukkan bahwa berdasarkan gender, indeks literasi dan inklusi keuangan perempuan yaitu sebesar 36,13% dan 75,15% masih lebih rendah dibanding indeks literasi dan inklusi keuangan laki-laki yaitu masing-masing sebesar 39,94% dan 77,24%. Yuk, para ibu dan perempuan mari tingkatkan literasi keuangan kita agar dapat memberikan dampak positif bagi keluarga dan sekitar. Selamat Hari Ibu untuk seluruh perempuan Indonesia.

Rating

Senang
17%
Puas
0%
Menginspirasi
83%
Tidak Peduli
0%

Daftar Perusahaan Fintech Lending Yang Berizin dan Terdaftar di OJK per 24 Mei 2021

Selengkapnya >>

v