Kontak | Indonesia | English | Masuk

Beranda > Tips Keuangan > Artikel Tips Keuangan > Ayah Sang Menteri Perencanaan “Keuangan” Keluarga

Share

AYAH SANG MENTERI PERENCANAAN “KEUANGAN” KELUARGA


 

Hai, Sobat Sikapi! Tahukah kamu, selain ibu Si Menteri Keuangan dalam keluarga, ternyata Ayah juga berperan penting dalam perencanaan keuangan keluarga khususnya terkait tujuan keuangan jangka panjang. Jika pada artikel sebelumnya yang berjudul Ibu Si Menteri Keuangan, peran Ibu sangat krusial dalam pembagian pos keuangan keluarga termasuk evaluasi pos keuangan tersebut, peran Ayah disini akan lebih banyak berkutat pada perencanaan dan pengelolaan aset keluarga. Meskipun tidak ada jurus yang baku mengenai pembagian peran antara ayah dan ibu dalam perencanaan keuangan, tetapi berikut adalah beberapa tips untuk Si Ayah sebagai Sang Menteri Perencanaan “Keuangan” Keluarga:

          

1.    Komunikasikan Masalah Keuangan dengan Istri secara Rutin

Tahukah Sobat kalau masalah keuangan adalah salah satu sumber ketidakharmonisan dalam suatu hubungan keluarga? Yapp, sudah saatnya masalah keuangan menjadi obrolan rutin untuk kalian para suami dan istri. Jadikan topik perencanaan dan pengelolaan keuangan menjadi topik yang mengasikkan untuk dibahas.

Kamu bisa membagi peran dengan pasangan kamu mengenai pembagian tanggung jawab dalam perencanaan dan pengelolaan keuangan. Sebagai contoh, istri berperan mengontrol seluruh cashflow dalam keluarga berjalan sesuai dengan pos anggaran yang telah ditetapkan. Sedangkan suami dapat berperan untuk mengelola portfolio proteksi dan investasi keluarga (biasanya minimal 20% dari total pos anggaran). Dengan pembagian peran yang jelas, perencanaan dan pengelolaan keuangan keluarga yang kompleks akan terasa lebih mudah. Ohiyaa, komunikasi ini harus rutin dilakukan setidaknya sebulan sekali untuk mengevaluasi kembali setiap tanggung jawab yang dipegang oleh suami atau istri yaa! Jadi, setiap masalah keuangan yang sedang dihadapi dapat diselesaikan lebih mudah dari hasil diskusi kamu dengan istri.

2.    Kelola Portfolio Investasi Keluarga

Suami dapat mengambil banyak peran untuk mengelola pos anggaran investasi dan proteksi yang telah ditetapkan bersama. Pos anggaran investasi dan proteksi ini menjadi krusial untuk dikelola demi memberikan nilai tambah di masa depan. Sebelumnya, pastikan dulu tujuan keuangan keluarga kamu yang ingin diraih dimasa depan. Selanjutnya, mulailah merencanakan strategi serta produk investasi yang akan digunakan sesuai dengan tujuan keuangan keluarga. Kelola juga risiko investasi keluarga dengan mendiversifikasi portfolio kamu. Ohiyaa, meskipun kamu memiliki peran yang besar dalam mengelola portfolio investasi keluarga, konsultasikan juga strategi investasimu dengan istri untuk memastikan strategi investasi sejalan dengan tujuan keuangan keluarga.

3.    Asuransikan Kesehatan, Pendidikan, dan Aset Keluarga

Selain investasi, seorang suami bertanggung jawab memberikan proteksi keluarga dari segala risiko tak terduga yang akan dihadapi keluarga di masa depan seperti anggota keluarga yang sakit atau kerusakan aset. Jika kamu dan istri sudah mendapatkan asuransi kesehatan dari kantor, pastikan anak-anak kamu juga telah diasuransikan kesehatannya. Selain itu, aset-aset penting yang menyangkut keberlangsungan hidup kamu seperti rumah, kendaraan, dan aset lainnya perlu diasuransikan untuk menjaga nilainya.

Bagi yang sudah punya anak, penting nih dicatat! Ternyata inflasi yang timbul dari sektor pendidikan mencapai 3,81% lohh, angka ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan inflasi di sektor kebutuhan pokok. Oleh karena itu, menjadi esensial bagi kamu untuk menyiapkan asuransi pendidikan anak agar membuka banyak opsi pendidikan yang diidamkan oleh anak-anak di masa depan.

4.    Siapkan Dana Pensiun

Sebagai suami, kamu juga harus memastikan bahwa kesejahteraan keluargamu terjamin tidak hanya saat kamu produktif, namun juga di masa-masa saat kamu tidak produktif lagi alias di masa tua. Nahh… Bagaimana caranya? Mulailah mempersiapkan dana pensiun yang dapat menjamin kesejahteraanmu ketika memasuki masa pensiun. Kamu dapat mengikuti program dana pensiun yang disiapkan oleh perusahaan tempat kamu bekerja (Dana Pensiun Pemberi Kerja-DPPK) atau mengikuti secara mandiri di perusahaan dana pensiun atau asuransi (Dana Pensiun Lembaga Keuangan-DPLK) yang ingin kamu tuju.

Bagaimana nih? Ternyata perencanaan Keuangan jadi semakin menyenangkan kalau dilakukan bersama pasangan hidup kamu. Selain bisa berbagi peran, kamu juga punya teman diskusi tentang masalah keuangan. Terus bagaimana buat yang masih jomblo, Sobat bisa diikutin nih tipsnya! Biar nanti calon pasangan hidup kamu terkejut dengan kematangan perencanaan keuanganmu, fix jadi menantu idaman deh!

 

Sumber:

Otoritas Jasa Keuangan. Ibu Si Menteri Keuangan Keluarga. Accessed on 14 July 2020: https://sikapiuangmu.ojk.go.id/FrontEnd/CMS/Article/20541

Kenyon, D, B., Borden, L, M. Family Financial Management — Planning for the Future: Promoting the Health and Well-Being of Families During Difficult Times. Retrieved from https://extension.arizona.edu/sites/extension.arizona.edu/files/pubs/az1341i.pdf

Hasibuan, L. Inflasi Pendidikan Meroket, Ini Pilihan Investasi yang Tepat. Accessed on 14 July 2020: https://www.cnbcindonesia.com/lifestyle/20200205193850-33-135645/inflasi-pendidikan-meroket-ini-pilihan-investasi-yang-tepat

Andini, A. Pertengkaran dan Masalah Ekonomi: Penyebab Utama Perceraian. Accessed on 14 July 2020: https://lokadata.id/artikel/tingkat-perceraian-lebih-tinggi-dari-perkawinan

Killewald, A. 2016. Money, Work, and Marital Stability: Assessing Change in the Gendered Determinants of Divorce. American Sociological Review, Vol. 81(4) pp. 696-719. Retrieved from https://www.asanet.org/sites/default/files/attach/journals/aug16asrfeature.pdf

Rating

Senang
50%
Puas
0%
Menginspirasi
0%
Tidak Peduli
50%

Daftar Perusahaan Fintech Lending Yang Berizin dan Terdaftar di OJK per 24 Mei 2021

Selengkapnya >>

v