Kontak | Indonesia | English | Masuk

Beranda > Tips Keuangan > Artikel Tips Keuangan > Tips Atur Portofolio Investasi di Era New Normal demi ‘Cuan’ Maksimal

Share

TIPS ATUR PORTOFOLIO INVESTASI DI ERA NEW NORMAL DEMI ‘CUAN’ MAKSIMAL



Halo Sobat Sikapi, sebagai seorang atau calon investor sudah tahukah tips dalam mengatur portofolio investasi yang baik dan benar? Agar investasi kamu bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan keuntungan yang maksimal dan sesuai keinginan, maka dibutuhkan suatu ilmu yang dinamakan manajemen portofolio, yaitu pengelolaan kumpulan aset untuk mencapai tujuan investasi sebagai salah satu cara untuk meminimalisir risiko. Nah, disinilah biasanya Sobat dianjurkan untuk melakukan diversifikasi, yaitu dengan cara menempatkan dana ke dalam beberapa instrumen investasi. Berikut 5 tips cerdas mengatur portofolio investasi yang bisa Sobat lakukan langsung untuk meraup ‘cuan’ maksimal.

1.      Investment is All About Money Management

     Melalui strategi money management, Sobat akan lebih fokus pada besaran penempatan dana (position sizing) dan mengelola risikonya (risk management). Nah Sobat, apa yang harusnya dilakukan untuk mengelola dana? Membahas money management erat kaitannya dengan risk management, atau dengan kata lain menetapkan “batasan risiko”.

     Seluruh harta harus dibagi, jangan difokuskan ke dalam satu instrumen investasi saja. Sebagai contoh, dari 100% dana yang dikelola untuk portofolio investasi, alokasikan 18-20% untuk tabungan (dapat berupa simpanan di bank atau lainnya yang memiliki likuiditas tinggi), 30-35% berupa kepemilikan saham, 30-35% untuk surat berharga lainnya (fixed income/obligasi) dan sisanya dapat ditempatkan pada bentuk investasi lainnya seperti emas, properti, dan sebagainya.



2.      Mengetahui Aset Investasi

     Memilih aset investasi yang tepat tentunya tidak bisa dilakukan sembarangan, ada faktor penting yang perlu dipertimbangkan yaitu, usia, waktu yang diinginkan dalam berinvestasi dan toleransi risiko investasi yang dapat diterima. Sebagai gambaran, terdapat 2 tipe investor yang perlu diketahui yaitu 1) konservatif, merupakan tipe yang cenderung menghindari risiko dan memilih investasi yang aman (imbal hasil investasi rendah), dan 2) agresif, tipe ini berani menerima risiko dan akan mengalokasikan setiap instrumen investasinya dengan potensi keuntungan yang besar serta memiliki risiko tinggi.

     Strategi berinvestasi seseorang berbeda-beda tergantung pada tujuan keuangannya sebagai contoh seorang anak muda lajang yang baru saja meniti karirnya akan memiliki strategi investasi yang lebih agresif, sedangkan bagi seorang kepala keluarga dengan kebutuhan pemenuhan biaya pendidikan anak-anaknya hingga merencanakan dana pensiun akan cenderung lebih konservatif dalam berinvestasi.




3.      Pahami Alokasi Cash dan Portofolio Saat Investasi

     Sobat harus paham kapan waktunya menahan dana dan kapan Sobat bisa all out mengeluarkan dana untuk diinvestasikan, hal tersebut sangat penting dilakukan untuk melindungi diri dari potensi kerugian yang akan dihadapi akibat ketidakpastian kondisi pasar modal sehingga penting sekali mengelola portofolio investasi.

     Sebagai contoh, ketika IHSG sedang mahal dan melambung tinggi, maka langkah tepat yang dapat Sobat lakukan adalah meng-hold dana cash yang dimiliki. Hold ini bisa dikatakan sebagai langkah antisipasi, jika nantinya IHSG harus terkoreksi. Sebaliknya, jika kondisi IHSG sedang turun, gunakanlah dana cash Sobat untuk membeli saham-saham di harga yang murah.




4.      Investasi pada Saham dengan Margin of Safety yang Besar

     Menentukan terlebih dahulu Margin of Safety sebelum berinvestasi pada saham, maka potensi risiko Sobat untuk merugi akan dapat diminimalisir. Sebagai contoh, harga saham saat ini berada di sekitar Rp900-an, sementara nilai intrinsiknya adalah Rp1.000. Jika Sobat membelinya saat ini, maka nilai amannya hanya sekitar 10%. Bandingkan dengan membeli saham yang nilai intrinsiknya di harga Rp3.000, saat ini diperdagangkan pada harga Rp2.000, sehingga saham tersebut memiliki Margin of Safety sampai dengan 50%. Maka, membeli saham dengan Margin of Safety 50% akan lebih aman dari pada saham dengan Margin of Safety 10% tadi.

     Jika saat ini Sobat sudah menemukan saham dengan Margin of Safety yang besar, hal yang menguntungkan ke depannya Sobat tidak akan direpotkan lagi dengan fluktuasi harga saham harian. Saham dengan Margin of Safety yang besar merupakan investasi “low risk, high return”, karena akan meminimalkan risiko dari kerugian sekaligus memperbesar potensi reward atau profit yang didapat.


 


5.      Lakukan Tinjauan Portofolio

     Ada kalanya return tidak sesuai dengan yang diharapkan, hal tersebut umumnya terjadi dikarenakan beberapa faktor seperti kondisi keuangan, risiko dan lainnya. Bila terjadi perubahan, maka Sobat perlu melakukan penyesuaian pada portofolio investasi dengan meninjau ulang portofolio investasi Anda secara berkala agar tidak mengalami penurunan yang membuat Sobat merugi.



            Yuk Sobat Sikapi, mari mulai merubah mindset untuk mengatur kembali portofolio investasi dengan tetap mempertimbangkan tujuan keuangan jangka panjang Sobat ya.


 

Sumber:

https://duniafintech.com/cara-mengatur-portofolio-investasi/
https://www.cnbcindonesia.com/investment/20200622204556-23-167221/tips-atur-portofolio-investasi-saham-di-era-new-normal
https://finance.detik.com/portofolio/d-5015557/tips-dan-trik-atur-portofolio-investasi-ala-sandiaga-uno
https://www.finansialku.com/tips-mengatur-portofolio/
https://www.modalrakyat.id/blog/5-tips-cerdas-membangun-portofolio-investasi

Rating

Senang
0%
Puas
0%
Menginspirasi
88%
Tidak Peduli
12%

Daftar Perusahaan Fintech Lending Yang Berizin dan Terdaftar di OJK per 24 Mei 2021

Selengkapnya >>

v