LITERASI KEUANGAN BAGI ANAK USIA DINI: APA PENTINGNYA?
Masa sih anak usia dini
udah diajarin mengenai keuangan? Nggak kasian tuh anaknya harus nambah belajar
lagi? Eitsss… ya nggak lah. Justru literasi dan edukasi keuangan bagi anak usia
dini sangat penting karena dapat membentuk perilaku dan kebiasaan keuangan anak
ketika memasuki usia dewasa. Hal yang perlu ditanamkan sejak anak masih usia dini bahwa
literasi keuangan adalah essential life skills yang perlu dimiliki
karena kita dalam melakukan aktivitas hidup sehari-hari, baik dari mulai bangun tidur sampai
kembali ke kamar tidur tidak terlepas dari transaksi keuangan. Asal caranya
benar ya dengan memberikan mereka sumber bacaan yang ringan dan menyenangkan
serta diajarkannya sambil bermain atau melalui dongeng sebelum tidur. Masih
belum percaya? Nihh, kita paparkan beberapa alasan mengapa literasi keuangan
penting untuk ditanamkan sejak dini!
Monkey see, monkey do
Pernahkah kalian Sobat
melihat anak, adik, atau keponakan kalian mengutarakan sebuah kosakata baru
atau melakukan gerakan baru padahal tidak ada yang merasa mengajarkan hal
tersebut? Pasti pernah kan yaa… Nahh, itu yang seringkali disebut sebagai monkey
see, monkey do!
Jadi nih Sobat, usia dini
merupakan masa pembentukan perilaku dan kebiasaan anak dimana mereka akan
mengobservasi lingkungan maupun tindakan orang disekitarnya untuk ditiru. Oleh
karena itu, semua perkataan dan perbuatan yang dilakukan orang-orang di
sekitarnya mulai dari orang tua, saudara, hingga teman sebaya akan membentuk
perilaku dan kebiasaan mereka sejak kecil dan dibawa sampai tumbuh dewasa bahkan
mempengaruhi cara pandang maupun penyelesaian atas masalah di masa depan.
Nah karena itu Sobat,
literasi keuangan menjadi penting untuk ditanamkan sejak dini karena pengetahuan
dan pengalaman keuangan yang ditanamkan akan terinternalisasi dalam diri anak sehingga
membentuk karakter dan kebiasaan mengelola keuangan mereka di masa depan sebagai
suatu budaya baik, seperti mengenal makna uang, kebiasaan menabung, hingga
mendahulukan kebutuhan dari keinginan bahkan nilai-nilai berbagi.
Shaping Brain Architecture,
Improving Child Outcomes
Terkait dengan poin
sebelumnya Sobat, kemampuan anak untuk menduplikasi apa yang dikatakan dan
dilakukan orang di sekitarnya ditunjang oleh kemudahan otak mereka dalam menangkap
dan menyerap pesan atau nilai yang ingin disampaikan oleh orang tua, guru,
maupun teman sebaya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Levitt (2009), kemampuan
otak manusia untuk merespon pengetahuan atau pengalaman akan semakin menurun
seiring bertambahnya usia. Selain itu, upaya untuk meningkatkan kemampuan otak manusia
seiring bertambahnya usia akan semakin tinggi. Artinya Sobat, membentuk
pemahaman, perilaku, dan kebiasaan anak membutuhkan usaha yang lebih mudah jika
dilakukan sejak dini dan menghasilkan efek yang lebih besar dibandingkan ketika
harus dilakukan setelah anak tersebut dewasa.
Gambar 1. Kurva Respon Otak terhadap Perubahan
Source: Center of the Developing Child, Harvard University
Nah jadi Sobat, hal
tersebut menunjukkan betapa krusialnya bagi guru, orang tua, dan juga
pemerintah untuk memberikan stimulus pada pendidikan anak usia dini (PAUD) agar
potensi anak dapat dimaksimalkan dengan upaya seminimal mungkin, salah satunya mengenai
literasi keuangan. Perlu diketahui bahwa tumbuh kembang otak anak merupakan
fase terbaik dalam merespon pengetahuan dan pengalaman baru yang akan membentuk
kebiasaan mereka.
Investing early, Returning highly
Pemenang Nobel Ekonomi, Profesor
James Heckman mengemukakan bahwa manfaat besar dapat dihasilkan ketika kita
berinvestasi sedini mungkin pada pembangunan sumber daya manusia (SDM). Artinya,
pembangunan kualitas SDM yang baik dapat dimulai dari intervensi pemerintah
terhadap tahap pengembangan manusia, salah satunya pada tahapan anak usia dini.
Investasi pada SDM melalui
pembelajaran sejak dini memiliki economic return yang relatif lebih
tinggi dibandingkan dengan investasi pada SDM di tingkat usia lanjut (seperti
pada gambar 1). Berdasarkan teorinya, terdapat hubungan yang negatif antara rate
of return dari investasi pada SDM dengan keputusan investasi pada tingkatan
siklus pengembangan manusia (berdasarkan jenjang pendidikan). Artinya,
investasi pada SDM yang dilakukan sedini mungkin justru akan menghasilkan rate
of return yang relatif lebih tinggi terhadap investasi yang baru dilakukan
saat orang tersebut berada pada tahapan usia dewasa. Hal ini tidak mengherankan
khususnya dalam konteks literasi keuangan. Sebab dari dua penjelasan sebelumnya,
anak usia dini memiliki kemampuan yang lebih baik untuk belajar dan menyerap edukasi
keuangan serta menginternalisasi pengetahuan tersebut dalam suatu budaya baik
di masa depan. Dengan demikian, literasi keuangan sejak dini justru akan
mencetak SDM yang melek keuangan di masa depan menuju Indonesia maju.
Gambar 2. Rate of Return Investasi SDM
Source: James Heckman, Nobel Laureate in
Economics
Jadi, gimana Sobat? Sekarang
sudah paham kan kalau literasi keuangan tidak hanya diperlukan untuk mereka yang udah dewasa saja,
tapi justru harus mulai diberikan sejak masih muda-muda, apalagi anak usia
dini. Asal kamu tau Sobat, sejak awal menggerakkan program literasi dan inklusi
keuangan, OJK sudah sangat sadar kalau literasi keuangan kepada anak usia dini
penting dilakukan. Sudah mengenal produk Simpanan Pelajar (SimPel) kan? Nahh for
your information, awalnya itu juga dibuat untuk siswa/pelajar mulai dari
usia dini lohh. Eitsss… nggak berhenti di situ aja Sobat, saat ini OJK juga sedang
mempersiapkan infrastruktur literasi keuangan berupa buku bacaan literasi
keuangan bergambar yang berkualitas buat anak-anak usia dini di Indonesia.
Penasaran? Tunggu tanggal rilisnya ya, Sobat!
Sumber:
Center of the Developing Child, Harvard University.
Inbrief: The Science of Early Childhood Development. Retrieved from https://46y5eh11fhgw3ve3ytpwxt9r-wpengine.netdna-ssl.com/wp-content/uploads/2007/03/InBrief-The-Science-of-Early-Childhood-Development2.pdf
Center of the Developing Child, Harvard University. The
Science of Early Childhood Development and the Opportunity of Innovation.
Retrieved from https://www.ncsl.org/documents/cyf/JackShonkoffPPT.pdf
Harvard University. Brain Architecture.
Accessed on 4 September 2020 from https://developingchild.harvard.edu/science/key-concepts/brain-architecture/
Heckman, James J. 2006. Skill Formation and the
Economics of Investing in Disadvantaged Children. Science, 312(5782),
1900–1902. https://doi.org/10.1126/science.1128898
UNICEF. 2012. Child Social and Financial Education.
Retrieved from https://www.unicef.org/publications/files/CSFE_module_low_res_FINAL.pdf