Kontak | Indonesia | English | Masuk

Beranda > Tips Keuangan > Artikel Tips Keuangan > Gaji Naik? Keinginan Naik?

Share

GAJI NAIK? KEINGINAN NAIK?


Siapa sih yang tidak bahagia mendengar kabar kenaikan gaji dari tempat Sobat bekerja? Pasti Sobat Sikapi pernah mengalami keadaan seperti itu bukan?

 

Hal pertama yang muncul dibenak kamu pertama kali pasti membayangkan barang yang selama ini diidam-idamkan dapat segera terwujud untuk dibeli, atau bahkan hal-hal yang selama ini belum bisa diwujudkan karena keterbatasan keuangan seperti jalan-jalan ke luar negeri misalnya.

 

Yap betul... kenaikan gaji sudah tentu membawa manfaat dan konsekuensi bagi kita. Manfaatnya adalah kita memiliki cukup ruang untuk mengelola keuangan kita menjadi lebih baik agar dapat lebih sejahtera, tetapi konsekuensinya juga ada loh Sobat Sikapi... Apa itu? Dari sisi kebiasaan, kita harus mampu mengontrol pengeluaran agar kenaikan gaji tersebut betul-betul mampu meningkatkan kualitas hidup kita menjadi lebih baik dan bukan malah sebaliknya.

 

Perlu kamu pahami nih Sobat bahwa ketika kita memiliki ekspektasi atau keinginan yang belum dapat terpenuhi sebelumnya, maka selamanya kita cenderung akan merasakan ada yang kurang. Apa kamu merasakan hal itu? Kalau iya, kamu sedang terperangkap hedonic treadmill. Hedonic treadmill adalah sebuah tendensi level emosi kebahagiaan seseorang yang cenderung kembali ke asal, tidak berubah, tetap atau berada di tempat meskipun mencapai kesuksesan.

Pada dasarnya manusia adalah mahluk ciptaan Tuhan yang memiliki sifat tidak pernah puas. Misalnya nih, penghasilanmu yang makin naik diiringi pula dengan meningkatnya ekspektasi kamu atas kebahahagiaan. Nah hal ini bisa membuatmu terjerumus pada keyakinan bahwa meningkatkan standar hidup akan meningkatkan rasa bahagia, tapi nyatanya semua itu hanya semu Sobat. Coba tanyakan deh pada dirimu sendiri, apa kamu merasa cukup dengan gaya hidupmu saat ini? Jika kamu belum merasa puas, berarti kamu terjebak hedonic treadmill tuh.

Ciri berikutnya dari orang yang terjebak hedonic treadmill adalah arus kas yang tidak sehat. Pengeluaranmu tidak akan terkontrol karena kamu hanya fokus menghamburkan uang demi memenuhi gaya hidupmu. Menabung pun akan menjadi prioritas sekian, sehingga kamu cenderung tidak punya dana darurat deh.

Lalu bagaimana sih cara menyiasatinya agar tidak terjebak dalam hedonic treadmill?

1.    Miliki tujuan keuangan

Sobat Sikapi, buatlah tujuan keuangan yang spesifik dan terukur yang ingin kalian capai dikemudian hari. Tentunya untuk melakukan hal tersebut dibutuhkan persiapan dana dalam jumlah banyak ya Sobat, seperti rencana perjalanan ibadah ke tanah suci, memiliki rumah, kendaraan impian, sekolah di tempat favorit dan lainnya dimana semuanya membutuhkan dana yang tidak sedikit.

Dengan memiliki tujuan keuangan, maka alam bawah sadar kita secara langsung maupun tidak akan mengarahkan setiap pengambilan keputusan dan perilaku penggunaan keuangan menjadi lebih terarah dan mendahulukan pada hal yang menjadi prioritas untuk dipenuhi terlebih dahulu.

2.    Mulailah merencanakan keuanganmu untuk mengatur keuangan menjadi lebih baik

Dalam setiap ilmu perencanaan keuangan, kita akan diarahkan untuk menyusun alokasi pendapatan dengan pos-pos anggaran yang sudah ditetapkan proporsinya seperti 10% untuk dana sosial, 20% untuk ditabung atau digunakan berinvestasi, 30% untuk membayar cicilan utang produktif, dan 40% untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari.

Ingat ya Sobat Sikapi, perencanaan keuangan yang baik dan disiplin dapat menjadi panduan dan pengingat (alarm) bagi kita jika ternyata penggunaan keuangannya mengalami penyimpangan atau tidak sesuai dan bahkan melebihi pos anggaran yang sudah dialokasikan pada awal bulan.

3.    Sesuaikan gaya hidup agar tidak terpengaruh terhadap lingkunganmu

Media sosial merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perubahan gaya hidup masyarakat saat ini khususnya generasi muda. Sebagaimana kita ketahui bahwa influencer maupun sahabat kalian umumnya gemar memunculkan hal-hal yang sifatnya konsumtif atau pamer melalui akun media sosialnya. Sebagai contoh nih memamerkan kendaraan baru, aktivitas traveling di luar negeri, makan-makan di restoran mewah, membeli gadget baru, dan aktivitas lainnya.

Sadar nggak kalian Sobat, ketika kita mengakses media sosial dan melihat hal tersebut akan timbul keinginan untuk bisa melakukan aktivitas serupa seperti mereka. Nah karena itu, Sobat Sikapi harus tetap memiliki gaya hidup yang sederhana dan jangan terpengaruh dengan lingkungan baik dalam dunia nyata maupun media sosial. Sebab setiap peningkatan gaya hidup, konsekuensinya adalah biaya hidup kamu semakin mahal. Hayoo, udah siap belum kamu Sobat?

Ingat ya Sobat… banyak uang tidak menjamin seseorang bahagia. Sebab kebahagiaan itu sebetulnya ada di tangan kita sendiri dan justru bukan dengan membandingkannya dengan standar orang lain. Bagi sebagian orang, hidup dengan serba berkecukupan ternyata juga sudah bisa merasa Bahagia kok! 

Sikapi Uang Dengan Bijak, Cerdas Mengelola Masa Depan Sejahtera…

 

Sumber:

https://blog.kredivo.com/naik-gaji-jangan-sampai-terjebak-hedonic-treadmill/

https://www.finansialku.com/mengapa-harus-memiliki-tujuan-keuangan-yang-jelas/

https://personalfinance.kontan.co.id/news/trik-keluar-dari-jebakan-hedonic-treadmill?page=1

https://umma.id/article/share/id/6/50267

https://makfufin.id/manusia-tidak-pernah-merasa-puas-dengan-harta/

https://www.finansialku.com/hedonic-treadmill/

https://finance.detik.com/perencanaan-keuangan/d-4442164/hedonic-treadmill-terlihat-keren-tapi-sebenarnya-kere-1

Rating

Senang
29%
Puas
0%
Menginspirasi
71%
Tidak Peduli
0%

Daftar Perusahaan Fintech Lending Yang Berizin dan Terdaftar di OJK per 24 Mei 2021

Selengkapnya >>

v