Kontak | Indonesia | English | Masuk

Beranda > Investasi > Jenis Investasi > Saham > Pengertian Bearish dan Bullish di Pasar Modal

Share

PENGERTIAN BEARISH DAN BULLISH DI PASAR MODAL


Pada masing-masing industri jasa keuangan tentunya memiliki istilah khusus (jargon) yang hanya digunakan oleh para pelakunya. Namun terkadang, penggunaan jargon tersebut mampu menembus ruang dari industri jasa keuangan ke ranah masyarakat umum. Salah satunya adalah istilah bearish dan bullish yang kerap terdengar saat menonton televisi atau membaca artikel mengenai kondisi pasar modal. Sebenarnya apa sih yang dimaksud bearish dan bullish? Yuk, kita pahami bersama!

Jika kita telusuri kembali ke sejarahnya ternyata istilah bearish ini muncul sejak dari 3 abad yang lalu! Berdasarkan etimologi, awal ditemukan penggunaan istilah bearish berasal di Inggris pada abad ke-18. Istilah tersebut digunakan untuk mendeskripsikan seorang spekulan yang melakukan kontrak jual-beli sebuah aset yang belum sepenuhnya dimiliki. Spekulan tersebut berharap harga pasar aset tersebut jatuh agar mendapat keuntungan yang besar saat perjanjian jual-beli jatuh tempo. Menarik bukan?

Tak kalah menariknya juga, ternyata jika kita mengamati cara sebuah beruang (bear) atau banteng (bull) menyerang, sebenarnya cukup menjelaskan asal muasal penggunaan istilah tersebut. Seekor beruang (bear) akan menyerang menggunakan cakarnya dengan pola gerakan dari atas ke bawah, hal tersebut menggambarkan kondisi pasar saat penjualan banyak terjadi dan pasar menurun/melemah (bearish). Sebaliknya, seekor banteng (bull) menyerang dengan cara menyerbu cepat dan mengangkat tanduk dikepalanya ke atas guna menusuk targetnya yang menggambarkan kondisi sebuah pasar yang sedang mengalami tren naik atau penguatan (bullish).

Penggunaan kata bearish dan bullish pada umumnya digunakan untuk menggambarkan kondisi atau tren di pasar modal. Saat seseorang mengatakan bahwa kondisi pasar modal sedang bearish, maka dapat diartikan sebagai berikut:

-  Para investor mayoritas secara psikis sedang berhati-hati atau pesimis dengan kondisi perekonomian yang belum meyakinkan; atau

-       Berdasarkan teori Dow yang diciptakan oleh Charles H. Dow, yaitu saat indeks pasar telah turun sebesar 20%.

Sebaliknya untuk kondisi bullish market, yaitu para investor sedang optimis atau indeks pasar mengalami peningkatan sebesar 20%.














Uniknya, pada tahun 2020, berdasarkan
teori Dow tersebut maka Indonesia telah mengalami kondisi bearish dan bullish pada periode yang berdekatan loh! Pada tanggal 4 s.d. 24 Maret 2020, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan sebesar 30% namun kemudian dari 24 Maret s.d. 24 Agustus 2020, IHSG kembali melesat sebesar 34%.

 

Selain untuk menggambarkan kondisi atau tren pasar, penggunaannya pun dapat menjelaskan sebuah pendekatan atau posisi seorang investor. Sentimen yang saling berlawanan pun dapat dimiliki oleh seseorang, tidak mesti seorang yang bullish tidaklah mungkin bearish. Misalkan, anda seorang investor yang bullish terhadap perkembangan ekonomi namun bearish pada aset emas karena pada umumnya kinerja harga emas kurang baik saat ekonomi mengalami fase perkembangan atau sebuah boom.

Nah Sobat, sekarang pastinya lebih mudah bukan untuk memahami istilah bearis dan bullish? Berikutnya jika kita temukan istilah tersebut, kita dapat menangkap bagaimana kondisi pasar atau sentimen investasi seorang investor. Ingat ya Sobat, kondisi pasar modal cenderung fluktuatif dimana ada kalanya mengalami tren peningkatan dan tekadang langsung diikuti dengan tren penurunan yang signifikan. Terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi pergerakan harga saham di pasar modal, mulai dari kondisi stabilitas ekonomi makro dalam negeri, sentimen internasional yang mempengaruhi pasar saham Indonesia, kinerja perusahaan penerbit saham tersebut, kinerja industri diamana perusahaan berada juga turut mempengaruhi harga saham, juga faktor lainnya seperti stabilitas politik dalam/luar negeri, bencana alam, terjadinya pandemi. Perlu diingat ya Sobat, dalam berinvestasi kita dituntut untuk paham ilmunya dan tentunya bersabar sebagaimana nasihat seorang ahlinya ahli dalam ilmu investasi yaitu Warren Buffett yang mengatakan bahwa The stock market is a device for transferring money from the impatient to the patient.

 

Sumber:

Investopedia. Where Did the Bull and Bear Market Get Their Names? (https://www.investopedia.com/ask/answers/bull-bear-market-names/)

Buku 3 Pasar Modal - Seri Literasi Keuangan Perguruan Tinggi

Today I Found Out. Why are Bull and Bear Markets Called That? (https://youtu.be/N7iK6HQvgKY)

Rating

Senang
43%
Puas
40%
Menginspirasi
12%
Tidak Peduli
5%

Daftar Perusahaan Fintech Lending Yang Berizin dan Terdaftar di OJK per 24 Mei 2021

Selengkapnya >>

v

Tips Terpopuler

PENYEBAB NAIK TURUN HARGA SAHAM SUATU PERUSAHAAN
Baca selengkapnya >>
Harga Emas Naik Turun, Apa Penyebabnya?
Baca selengkapnya >>
Mengenal Candlestick, Rambu-rambu Saham untuk Investor
Baca selengkapnya >>
Hai Calon Investor, Yuk Mengenal Jenis Pasar Modal
Baca selengkapnya >>
INVESTASI SAHAM JUGA HARUS PUNYA STRATEGI DONG! YUK, BAGI INVESTOR PEMULA SIMAK ARTIKEL BERIKUT INI!
Baca selengkapnya >>

Tips Terbaru

Rekomendasi Investasi 2024 untuk Sobat Cuan
Baca selengkapnya >>
Mengenal Reksa Dana Terproteksi: Mekanisme, Karakteristik, dan Risiko
Baca selengkapnya >>
Saham Blue Chip dan Saham Dividen, Dua Jenis Saham yang Cocok untuk Investor Konservatif
Baca selengkapnya >>
Investor Ritel vs Investor Institusional? Kenali Perbedaannya
Baca selengkapnya >>
Investasi Jangka Panjang Optimalkan Compound Interest
Baca selengkapnya >>