Kontak | Indonesia | English | Masuk

Beranda > Investasi > Jenis Investasi > Investasi Syariah > Diversifikasi Portofolio Investasi Bagi Milenial

Share

DIVERSIFIKASI PORTOFOLIO INVESTASI BAGI MILENIAL



Sobat, saat ini aktivitas investasi semakin digemari, termasuk oleh kalangan milenial. Setiap orang yang melakukan investasi tentunya ingin memperoleh keuntungan dan berharap nilai investasinya semakin berkembang dikemudian hari. Dalam berinvestasi, diperlukan sebuah strategi yang tepat agar dapat meningkatkan nilainya dan menghindari potensi kerugian, salah satu caranya adalah melakukan diversifikasi portofolio investasi.  

Diversifikasi berarti menempatkan dana investasi di beberapa instrumen investasi yang berbeda karakteristiknya. Yang dimaksud dengan karakteristik  disini adalah likuiditas, risiko, dan potensi returnnya. Sebagai contohnya adalah potensi return jika berinvestasi dalam pada saham akan berbeda dengan Obligasi, Sukuk, dan Reksa dana.

Umpamanya adalah jangan meletakkan seluruh telur dalam satu keranjang. Karena jika keranjangnya jatuh, maka semua telur akan jatuh. 

Artinya jika Sobat ingin melakukan investasi, maka janganlah berinvestasi pada satu instrumen saja. Sobat harus menciptakan portofolio yang beragam agar bisa meminimalisir kerugian dan memaksimalkan potensi keuntungannya.

Sebagai contoh, apabila Sobat memiliki investasi pada saham suatu emiten, lalu saham tersebut terus mengalami penurunan ataupun melemah, maka nilai investasi Sobat pun akan turut tergerus Namun, jika Sobat memisahkan penempatan investasinya dengan membeli dua saham dari perusahaan yang berbeda, maka hal tersebut akan mengurangi terjadinya kerugian atas kemungkinan penurunan nilai sahamnya

Ada beberapa langkah yang bisa Sobat lakukan sebelum melakukan diversifikasi portofolio investasi:

1. Pastikan Bahwa Portofolio Investasi Sesuai Dengan Profil Risiko

Sekilas informasi, profil risiko adalah indikator tentang kemampuan Sobat dalam menerima risiko dari investasi yang dilakukan. Adapun profil risiko tersebut umumnya terbagi menjadi tiga, yakni konservatif, moderat, serta agresif.

Sederhananya, konservatif bisa dikatakan sebagai tipe yang tidak menyukai perubahan ekstrim, dimana pelaku investasi akan lebih senang apabila imbal hasil yang diperoleh bersifat stabil walaupun nilainya cenderung rendah.

Selanjutnya, tipe moderat justru kebalikannya, dimana pelakunya mampu untuk menerima risiko lebih tinggi. Terakhir, tipe agresif merupakan gabungan dari keduanya, dimana pelaku berani mengambil risiko tinggi demi memperoleh imbal hasil semaksimal mungkin.

Setelah memahami profil risiko, tentukan juga tujuan Sobat berinvestasi, apakah untuk kebutuhan dalam jangka panjang, pendek atau bahkan menengah. Setalah itu, mulailah produk investasi yang sesuai dengan profil risiko dan tujuan keuangan

2. Tentukan Alokasi Dana Investasi

Setelah menentukan produk investasinya, selanjutnya tentukan rasio penempatan dana dari tiap produk investasi pada portofolio investasi Sobat. Perlu Sobat ketahui, portofolio yang dapat dikatakan efektif yakni yang berisi kombinasi dari beragam jenis aset, berikut dengan karakterisitik yang berbeda pula. 

Perpaduan berbagai kelas aset dalam portofolio tersebut merupakan teknik diversifikasi yang bisa membuat laba investasi meningkat, sekaligus untuk meminimalisir risikonya kinerja investasinyaSebagai contoh, jika sobat memiliki profil risiko agresif, maka  rasio alokasi aset di dalam portofolio investasi Sobat yakni 60% pada saham, 20% pada Obligasi dan 20% pada Reksa Dana Campuran.

Jika sobat memiliki profil risiko moderat, maka rasio alokasi aset di dalam portofolio investasi sobat, terdiri dari 50% pada saham dan 50% pada Reksa Dana pendapatan tetap. Atau, jika sobat memiliki profil risiko yang konservatif, maka Sobat bisa memadukan investasinya dengan penempatan 60% pada Reksa Dana Pasar Uang, 20% pada Saham, dan 20% pada Obligasi.  

3. Jeli memilih portofolio Investasi

Satu tips yang perlu Sobat terapkan, pilihlah investasi yang tingkat pengembaliannya berbeda. Namun, ketahui pula bahwa return yang tinggi rata-rata juga memiliki risiko yang tinggi. Selain itu, pilihlah investasi di sektor yang berbeda pula. Ingat ya Sobat, risiko bukan untuk dihindari tetapi dikelola sehingga dapat meminimalisir potensi kerugian dan tetap memperoleh keuntungan yang optimal. 

4. Rutin melakukan penyesuaian. 
Diversifikasi bukanlah sesuatu yang hanya perlu dilakukan sekali saja. Jadi, agar investasi berjalan dengan lancar, periksalah portofolio investasi Sobat secara berkala, dan buatlah perubahan instrumen investasi jika kinerjanya belum sesuai dengan tujuan maupun strategi finansial beserta profil risikonya.


Referensi: 
https://www.bareksa.com/berita/belajar-investasi/2020-10-09/tips-diversifikasi-investasi-untuk-kurangi-risiko-saat-kondisi-tidak-pasti
https://koinworks.com/blog/diversifikasi-portofolio-investasi/
https://www.cermati.com/artikel/4-langkah-melakukan-diversifikasi-portofolio-investasi



Rating

Senang
19%
Puas
4%
Menginspirasi
77%
Tidak Peduli
0%

Daftar Perusahaan Fintech Lending Yang Berizin dan Terdaftar di OJK per 24 Mei 2021

Selengkapnya >>

v

Tips Terpopuler

PENYEBAB NAIK TURUN HARGA SAHAM SUATU PERUSAHAAN
Baca selengkapnya >>
Harga Emas Naik Turun, Apa Penyebabnya?
Baca selengkapnya >>
Mengenal Candlestick, Rambu-rambu Saham untuk Investor
Baca selengkapnya >>
Hai Calon Investor, Yuk Mengenal Jenis Pasar Modal
Baca selengkapnya >>
INVESTASI SAHAM JUGA HARUS PUNYA STRATEGI DONG! YUK, BAGI INVESTOR PEMULA SIMAK ARTIKEL BERIKUT INI!
Baca selengkapnya >>

Tips Terbaru

Rekomendasi Investasi 2024 untuk Sobat Cuan
Baca selengkapnya >>
Mengenal Reksa Dana Terproteksi: Mekanisme, Karakteristik, dan Risiko
Baca selengkapnya >>
Saham Blue Chip dan Saham Dividen, Dua Jenis Saham yang Cocok untuk Investor Konservatif
Baca selengkapnya >>
Investor Ritel vs Investor Institusional? Kenali Perbedaannya
Baca selengkapnya >>
Investasi Jangka Panjang Optimalkan Compound Interest
Baca selengkapnya >>