PENTING! PAHAMI SEBELUM BERINVESTASI! SUPAYA UNTUNG, BUKAN BUNTUNG
Kamis, 14 Oktober 2021
Apakah Sobat sudah mulai berinvestasi?
Eits sebelum memulai berinvestasi, Sobat terlebih dahulu perlu memahami
dasar-dasar dalam berinvestasi. Hal pertama yang perlu dipahami sebelum
berinvestasi adalah menentukan tujuan investasi. Tentunya Sobat harus memahami
terlebih dahulu bahwa mindset ketika investasi berbeda dengan menabung,
yaitu:
Menabung
|
Investasi
|
Menyisihkan uang untuk
kebutuhan jangka pendek maupun dana darurat
|
Mengembangkan uang yang dimiliki
untuk mendapatkan keuntungan
|
Dapat
diambil/digunakan kapan saja
|
Memerlukan waktu untuk mencairkan
dana
|
Imbal hasil pasti
tetapi nilai maupun risikonya relatif rendah
|
High risk high return, yaitu risiko
kerugian sebanding dengan imbal hasil yang diharapkan
|
Contoh: tabungan di
bank
|
Contoh: saham, reksa dana, emas,
surat berharga dan obligasi
|
Ada pandangan bahwa tujuan berinvestasi adalah agar cepat kaya, padahal hal tersebut
merupakan hal yang keliru dan bisa menimbulkan sifat tamak. Jika tidak diiringi
kehati-hatian, sifat tamak dapat menyebabkan Sobat justru mengalami kerugian! Lalu
sebenarnya apa tujuan dari berinvestasi? Berikut ini adalah 2 tujuan dari
berinvestasi:
1. Mengamankan keuangan
dari inflasi
Secara sederhana,
inflasi dapat diartikan sebagai penurunan nilai mata uang. Misalnya dua puluh
tahun yang lalu, uang senilai Rp100 ribu dapat dibelanjakan untuk beragam
kebutuhan, namun saat ini uang dengan jumlah tersebut hanya cukup untuk membeli
beberapa barang saja karena dampak kenaikan harga. Nah, Sobat perlu mengalokasikan sebagian kekayaannya pada produk investasi
yang memberikan imbal hasil atau return lebih tinggi dari laju inflasi,
sehingga nilai uang yang Sobat miliki tidak tergerus inflasi.
2. Mencapai tujuan
finansial
Tujuan finansial merupakan
upaya kita dalam mencapai sejumlah dana untuk memenuhi suatu kebutuhan di masa
mendatang. Tujuan finansial dapat dibedakan berdasarkan jangka waktunya, yaitu
tujuan finansial jangka pendek biasanya dicapai dalam waktu kurang dari satu
tahun seperti membeli laptop atau gadget baru untuk kebutuhan bekerja.
Selanjutnya adalah tujuan finansial jangka menengah yang biasanya dicapai dalam
waktu satu sampai dengan lima tahun, misalnya untuk dana pendidikan, uang muka KPR,
atau beribadah haji. Dan yang terakhir adalah tujuan finansial jangka panjang
yang biasanya dicapai dalam waktu lebih dari lima tahun, misalnya untuk dana
pensiun dan membeli rumah.
Hal
kedua yang perlu dipahami sebelum berinvestasi adalah selalu 2L yaitu Legal
dan Logis. Berinvestasilah pada produk keuangan yang terdaftar dan
berizin dari OJK, lalu Sobat jangan pernah terburu-buru untuk memilih
instrumen/produk investasi dan tergiur tawaran promosi yang berlebihan. Cermati
produk investasi yang ditawarkan dengan teliti, agar tidak terjebak pada investasi
bodong. Berikut ini adalah ciri-ciri dari investasi
bodong:
1. Entitas
yang menawarkan investasi tidak memiliki izin dari otoritas yang berwenang
(legalitas tidak jelas);
2.
Menjanjikan keuntungan besar dalam waktu
singkat dengan tanpa risiko;
3.
Menawarkan produk investasi melalui media
sosial, grup Whatsapp, Telegram, yang mencantumkan foto artis, tokoh agama,
atau public figure;
4.
Informasi terkait proses bisnis investasi
tidak jelas
5.
Menawarkan keuntungan (bonus) jika
berhasil mendapatkan anggota baru;
6. Menjanjikan
aset yang diinvestasikan aman dan memberikan jaminan pembelian kembali (buyback).
Selain
mengharapkan keuntungan di masa depan, berinvestasi juga memiliki risiko.
Berikut ini merupakan beberapa risiko berinvestasi, khususnya di pasar modal diantaranya
sebagai berikut:
1. Risiko
daya beli (purchasing power risk)
Risiko
ini berkaitan dengan kemungkinan nilai inflasi yang besar sehingga menyebabkan
nilai riil pendapatan hasil investasi akan lebih kecil .
2. Risiko
bisnis (business risk)
Risiko
bisnis adalah suatu risiko menurunnya kemampuan perusahaan memperoleh laba,
sehingga pada gilirannya akan mengurangi pula kemampuan perusahaan membayar
bunga dan dividen.
3. Risiko
tingkat bunga
Naiknya
tingkat bunga, biasanya akan menekan harga surat-surat berharga, sehingga dampaknya
nilai surat berharga akan turun.
4. Risiko
pasar (market risk)
Apabila
pasar bergairah (bulish) pada umumnya harga saham akan mengalami
kenaikan, begitupun sebaliknya apabila pasar lesu (bearish) maka harga saham
cenderung turun.
5. Risiko
likuiditas (liquidity risk)
Risiko
ini berkaitan dengan kemampuan suatu surat berharga untuk segera diperjualbelikan
tanpa mengalami kerugian yang berarti.
Dengan menyadari setiap risiko
yang harus dihadapi dalam berinvestasi, Sobat perlu menyesuaikan instrumen/produk
investasi dengan profil risiko, kondisi keuangan, dan tujuan finansial. Selain
itu, pastikan Sobat berinvestasi dengan menggunakan dana
dingin alias uang yang benar-benar tidak terpakai untuk memenuhi kebutuhan
hidup maupun dana darurat. Itulah penjelasan mengenai hal-hal yang perlu
dipahami dalam berinvestasi. Nah Sobat, yuk mulai berinvestasi
untuk menggapai masa depan yang lebih cerah!
Referensi:
https://lifepal.co.id/media/tujuan-investasi-yang-bikin-keuangan-sehat/
https://koinworks.com/blog/risiko-investasi-yang-perlu-diketahui/#Risiko-Suku-Bunga
https://www.bareksa.com/berita/belajar-investasi/2021-01-19/heboh-beli-saham-pakai-uang-panas-ini-pentingnya-investasi-dengan-dana-dingin
SLIDE
WIW 2021