MAKAN BANYAK KORBAN, BEGINI CIRI-CIRI JEBAKAN ARISAN BODONG
Normal
0
false
false
false
EN-US
JA
X-NONE
Pingin
cepat kaya, pingin cepat punya duit banyak.
Sayang sekali, ‘hari gene’ masih banyak masyarakat yang
cepat tergiur dan tergoda saat
disuguhi penawaran investasi dengan keuntungan yang sangat tinggi dan tidak memiliki risiko, tanpa info lebih
lanjut uangnya diputar atau diinvestasikan dimana. Padahal,
hal tersebut merupakan salah satu ciri utama investasi bodong, lho!
Bagai
mimpi ketiban durian, keuntungan yang ditawarkan sering kali sangat
besar nilainya, yaitu mulai dari 10%-80% per bulan. Siapa yang tidak tergiur
jika ditawarkan keuntungan sebesar itu? Jika dibandingkan dengan keuntungan
menyimpan uang di tabungan dengan bunga sekitar 1-2% per tahun, atau di deposito
yang keuntungannya sekitar 5-7% per tahun, jelas keuntungan yang ditawarkan
dari model investasi ini jauh
lebih besar.
Investasi bodong
terasa semakin meresahkan ketika kedok yang digunakan menjadi sangat beragam.
Hal ini membuat masyarakat jadi lebih mudah tertipu. Ada yang berkedok
pengumpulan dana ibadah haji, koperasi, properti, pasar uang, emas, hingga yang
sedang nge-trend akhir-akhir ini:
arisan.
Siapa sangka, arisan
yang seharusnya menjadi momen menyenangkan, malah menimbulkan banyak kerugian. Seperti
yang ramai dibicarakan pada awal bulan Juli 2017 silam, di saat sejumlah ibu rumah tangga di Banyuwangi melapor
ke kantor polisi karena uangnya raib dibawa kabur oleh temannya sendiri. Arisan
yang lebih dikenal dengan nama ‘Arisan Mami Gaul (AMG)’ ini menghasilkan kerugian
yang bervariasi nilainya, mulai dari puluhan juta rupiah hingga ratusan juta
rupiah! Pelaku bahkan menawarkan bonus berupa
perhiasan emas dan keuntungan yang lebih tinggi jika berhasil mengajak orang
lain untuk ikutan.
Modusnya adalah pelaku yang biasa disebut ‘Mami Gaul’ ini berani
menawarkan beberapa macam arisan, diantaranya arisan uang, motor, mobil dan
juga investasi dengan imbal hasil yang besar. Biasanya, korban diberikan
kebebasan untuk memilih motor atau mobil yang dikehendakinya. Salah satu korban
yang mengikuti arisan mobil, mengaku barang tak kunjung
datang setelah membayar uang muka. Korban telah memilih 4 unit mobil dan
menyetor yang sebesar Rp7,5 juta untuk masing-masing unit mobil.
Dia mengelabui para korban dengan mengaku bahwa uang yang diperoleh akan
disetor ke ‘Bos Besar’ yang berada di luar kota. Namun, ‘Bos Besar’ yang diduga
adalah dirinya sendiri ini, tidak pernah memberikan keterangan jelas mengenai
keberadaannya. Diperkirakan ‘Mama Gaul’ menggunakan ponsel yang berbeda untuk
menyamar menjadi orang lain demi menutupi kebohongannya.
Yang ikut ‘terseret’ biasanya adalah teman dekat atau keluarga korban. Diketahui
bahwa member arisan lain yang bukan
merupakan teman dekat ‘Mami Gaul’, sebenarnya jarang mengadakan perkumpulan. Meskipun
begitu, seluruh anggota dikumpulkan melalui grup online chatting. Oleh
karena itu, saat bau kebohongan ‘Mami Gaul’ mulai tercium, sangat mudah baginya
untuk mengadu domba member satu
dengan member lainnya karena memang
mereka tidak saling akrab.
Di Kalimantan Selatan, kasus serupa juga terjadi di mana lebih dari 100
warga melaporkan penipuan dari investasi bodong berkedok arisan daring. Setelah
setahun terjadi, terungkap bahwa dana masyarakat yang raib dalam kasus ini
diperkirakan mencapai Rp6 miliar.
Bukan untung, yang ada malah buntung.
Jika kita simak istilah arisan yang digunakan pada cerita diatas, maka
jauh berbeda dengan arisan pada umumnya. Arisan disini menjanjikan bonus dan
fasilitas lain jika anggotanya dapat merekrut anggota baru. Komunikasi para
anggotanya juga dilakukan melalui grup pada handphone.
Para anggotanya juga dijanjikan investasi dengan imbal hasil yang sangat
tinggi, yang dapat disebut sebagai investasi bodong. Meskipun sudah banyak
kasus serupa yang terungkap oleh kepolisian dan aparat penegak hukum, namun
masih saja kasus investasi bodong ini berhasil ‘menipu’ masyarakat, terutama
yang tidak memahami betul apa saja ciri-ciri investasi bodong.
Jika tidak ingin kamu dan kerabat/ keluarga terdekatmu uangnya dibawa
kabur oleh pelaku investasi bodong, yuk kenali ciri-cirinya di bawah ini:
1. Menggunakan
skema ponzi
Keuntungan yang dibayarkan kepada nasabah
eksisting berasal dari dana investasi yang
disetor oleh peserta baru. Nasabah eksisting akan diberikan iming-iming
mendapatkan bonus, sehingga mengajak sebanyak-
banyaknya kerabat/ keluarganya sampai memperoleh rantai nasabah yang
panjang. Selain itu, pelaku cenderung mengajak seluruh
nasabah agar tidak mencairkan investasi pokok dan menginvestasikan kembali
keuntungannya agar skema bisa tetap berlangsung. Ketika tidak ada rekrutmen
baru, pembayaran keuntungan akan berhenti sehingga bangunan investasi akan
ambruk. Sebelum bangunan investasi ambruk, biasanya pengelola sudah
mengetahuinya dan bersiap untuk kabur.
2. Menjanjikan keuntungan tinggi dan bebas risiko.
Pelaku sering memberikan iming-iming keuntungan melimpah
melebihi investasi manapun. Tingkat imbal
hasil yang ditawarkan sering kali tidak masuk akal,
bisa mencapai ratusan persen pertahun. Bahkan pelaku bisa menyatakan bahwa
investasi sama sekali tidak memiliki risiko kerugian. Tapi, ingatlah selalu.. high return = high risk!!!
3. Menggalakkan promosi yang mewah
Biasanya, tawaran investasi bodong berasal dari
undangan untuk menghadiri acara seminar investasi yang digelar di hotel
berbintang. Tujuannya adalah untuk meyakinkan para calon korban bahwa bergabung
dalam investasi yang ditawarkan terbukti memberikan keuntungan tinggi. Dalam
kesempatan seminar tersebut, ditunjukkan sosok investor sukses dengan bukti
kepemilikan mobil mewah dan rekening dengan nilai uang yang tinggi. Padahal
bukti-bukti tersebut merupakan hasil manipulasi.
4. Berbadan hukum yang tidak jelas
Tawaran investasi bodong biasanya berasal dari
lembaga yang tidak jelas badan hukumnya. Tidak ada keterangan bahwa lembaga
tersebut berupa Perusahaan Terbuka (PT), persekutuan komanditer (CV), firma,
yayasan, dan lain sebagainya.
5. Tidak
memiliki izin
Ciri yang paling gampang dari investasi bodong
adalah tidak adanya izin pengelolaan investasi dari OJK. Terkait dengan hal
ini, masyarakat bisa menanyakan langsung kepada OJK untuk memastikan apakah
investasi yang akan diikuti memiliki izin dari OJK atau tidak melalui layanan
konsumen OJK (1500-655). Ketika tidak ada izin, bisa dipastikan skema investasi
yang dijalankan adalah investasi ilegal.
Jika kamu perhatikan ciri-ciri di atas dengan
saksama, sebenarnya tidak sulit membedakan mana investasi yang legal dan mana yang
ilegal. Kamu hanya perlu berhati-hati secara lebih ekstra saat diberikan
tawaran investasi, Informasi mengenai investasi yang tidak terdaftar dan tidak
diawasi oleh OJK dapat diakses dengan mudah lewat gadget kamu, pada Investor Alert Portal melalui link: link. Cerdas berinvestasi, jangan gampang dibohongi!